hedonisme mayoritas,
mungkin caraku mendefinisikan hedonisme secara pribadi adalah saat tidak dapat lagi membedakan apa itu kebutuhan dan keinginan, dan tidak ada perasaan berdosa saat mengeluarkannya
zona nyaman,
terlelap dalam rasa kantuk, kalah dengan rasa lelah, pasrah dengan waktu, menelusuri takdir, dan berhenti bersifat proaktif, bukan subjek pelaku, tetapi menjadi subjek penderita
ambisi utopis,
mati dalam angan-angan sesat tapi tidak berani berlari sampai terbang.
pendapat mayoritas,
hal ini mustahil, hal itu ambisius, hal itu berlebihan, hal ini harusnya seperti ini, hal ini harusnya seperti itu
sehingga terciptalah dunia baru dunia mayoritas
saat kau melangkah di luarnya, kau pendatang asing, tidak diterima dalam komunitas
mata yang tertutup,
secara otomatis terjebak dalam mata yang terus tertutup, untuk melihat kenyataan dunia, terlebih untuk menjadi seseuatu yang berguna
kepuasan pribadi,
merasa lebih baik, menjadi puas, berkurang rasa ingin belajar, menjadi lebih malas, terlena dalam kesenangan
standart rendah,
terjebak dalam pandangan bahwa standrat semua aspek hidup sekarang adalah yang tersulit
aku salah patok bung ! dunia terlalu jauh
kebodohan yang terjadwal,
kesalahan yang sama, atau juga yang berbeda namun rutin, tidak ada perkembangan yang konstan
fluktuatif dan tidak jelas
ke-aku-an,
hal ini akan membunuhku, suatu hari nanti, aku yakin
pandangan publik,
harusnya persetan dengan mereka
Hal-hal pembunuh nalar, naluri dan kreatifitas,
jejaringan sosial yang membuat semuanya menjadi semakin tumpul
komunitas-komunitas semu,
mereka yang mengatasnamakan seru-seruan , kepuasan dan atas nama semangat dan tawa jiwa muda
kepuasan masa muda, padahal tidak tahu juga
harusnya sadar kembali
menghidupi diri sendiri saja aku belum bisa
untuk apa tertidur lega ?
usahaku belum seujung kelingking mereka yang akan bangga
refleksi
mungkin caraku mendefinisikan hedonisme secara pribadi adalah saat tidak dapat lagi membedakan apa itu kebutuhan dan keinginan, dan tidak ada perasaan berdosa saat mengeluarkannya
zona nyaman,
terlelap dalam rasa kantuk, kalah dengan rasa lelah, pasrah dengan waktu, menelusuri takdir, dan berhenti bersifat proaktif, bukan subjek pelaku, tetapi menjadi subjek penderita
ambisi utopis,
mati dalam angan-angan sesat tapi tidak berani berlari sampai terbang.
pendapat mayoritas,
hal ini mustahil, hal itu ambisius, hal itu berlebihan, hal ini harusnya seperti ini, hal ini harusnya seperti itu
sehingga terciptalah dunia baru dunia mayoritas
saat kau melangkah di luarnya, kau pendatang asing, tidak diterima dalam komunitas
mata yang tertutup,
secara otomatis terjebak dalam mata yang terus tertutup, untuk melihat kenyataan dunia, terlebih untuk menjadi seseuatu yang berguna
kepuasan pribadi,
merasa lebih baik, menjadi puas, berkurang rasa ingin belajar, menjadi lebih malas, terlena dalam kesenangan
standart rendah,
terjebak dalam pandangan bahwa standrat semua aspek hidup sekarang adalah yang tersulit
aku salah patok bung ! dunia terlalu jauh
kebodohan yang terjadwal,
kesalahan yang sama, atau juga yang berbeda namun rutin, tidak ada perkembangan yang konstan
fluktuatif dan tidak jelas
ke-aku-an,
hal ini akan membunuhku, suatu hari nanti, aku yakin
pandangan publik,
harusnya persetan dengan mereka
Hal-hal pembunuh nalar, naluri dan kreatifitas,
jejaringan sosial yang membuat semuanya menjadi semakin tumpul
komunitas-komunitas semu,
mereka yang mengatasnamakan seru-seruan , kepuasan dan atas nama semangat dan tawa jiwa muda
kepuasan masa muda, padahal tidak tahu juga
harusnya sadar kembali
menghidupi diri sendiri saja aku belum bisa
untuk apa tertidur lega ?
usahaku belum seujung kelingking mereka yang akan bangga
refleksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar