In the end , your blog'll be your last listener

Selasa

tiga hari kemudian

aku menunduk
dalam tetesan rintih-rintih yang perlahan menderas
bukan rintih perih, bukan rintih sepi
jiwaku kabur, pergi sebagian berlari-lari

tidak lagi sedih, air mata bukan pilihan malam hari
tidak lagi rasa, semua normal semata
lalu kenapa ?

aku tidak dapat percaya,
seakan tidak pernah tejadi saja


saya rindu ayah


aku menunduk
memungut kepingan-kepingan ingatan
fragmen pudar dalam jiwa bimbangku
hanya tawa yang tersisa, dalam hangat dekapan ayah

kutumpuk tidak merata
acak namun sangat terasa
cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar