aku menunduk
dalam tetesan rintih-rintih yang perlahan menderas
bukan rintih perih, bukan rintih sepi
jiwaku kabur, pergi sebagian berlari-lari
tidak lagi sedih, air mata bukan pilihan malam hari
tidak lagi rasa, semua normal semata
lalu kenapa ?
aku tidak dapat percaya,
seakan tidak pernah tejadi saja
saya rindu ayah
aku menunduk
memungut kepingan-kepingan ingatan
fragmen pudar dalam jiwa bimbangku
hanya tawa yang tersisa, dalam hangat dekapan ayah
kutumpuk tidak merata
acak namun sangat terasa
cinta
dalam tetesan rintih-rintih yang perlahan menderas
bukan rintih perih, bukan rintih sepi
jiwaku kabur, pergi sebagian berlari-lari
tidak lagi sedih, air mata bukan pilihan malam hari
tidak lagi rasa, semua normal semata
lalu kenapa ?
aku tidak dapat percaya,
seakan tidak pernah tejadi saja
saya rindu ayah
aku menunduk
memungut kepingan-kepingan ingatan
fragmen pudar dalam jiwa bimbangku
hanya tawa yang tersisa, dalam hangat dekapan ayah
kutumpuk tidak merata
acak namun sangat terasa
cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar